Sejarah Singkat dan Peninggalan Kerajaan Banten

Sejarah Singkat dan Peninggalan Kerajaan Banten

Sejarah Singkat dan Peninggalan Kerajaan Banten

    Pra kemerdekaan, di Indonesia berdirilah berbagai kerajaan-kerajaan besar yang kemansyurannya hingga terdengar ke daratan Asia. Kerajaan-kerajaan yang  berdiri di Indonesia mayoritas kerajaan Hindu ataupun Budha. Salah satu kerajaan besar di Indonesia adalah kerajaan majapahit, singosari, sriwijaya dan kerajaan-kerajaan lainnya.

    Sedangkan islam juga mempunyai kerajaan tersendiri untuk menstabilkan serta menyiarkan syariat islam kepada seluruh masyarakat Indonesia. Salah satu kerajaan islam yang tidak boleh di lupakan dari catatan sejarah adalah kerajaan banten. Berdirinya kerajaan banten tidak lepas dari kekuasaan demak bintoro, salah satu kerajaan islam terbesar di Indonesia. Cikal bakal berdirinya kerajaan demak berawal ketika seorang ulama’ bernama Fatahillah datang kebanten atas perintah dari Sultan Tranggana untuk melakukan perluasan wilayah kerajaan demak.

    Pada kisaran tahun 1527 raden fatahilla yang dibantu oleh seorang anak bernama Sultan Hasanuddin merebut daerah sunda kelapa dan diganti namanya menjadi Jayakarta. Perolehan daerah tersebut semakin mempermudah kerajaan demak dalam menyebarkan syiar Islam. beberapa waktu kemudian Sultan Trenggana gugur dalam perang perebutan daerah Blambangan di Pasuruan Jawa Timur, sehingga memaksa jaka tingkir untuk memindahkan kekuasaan demak ke pajang.

    Bersamaan dengan hal tersebut Sultan Hasanuddin memproklamirkan banten menjadi sebuah kesultanan atau kerajaan yang independen dan merdeka dari kekuasaan Demak. Pada insiden (1552 M) itulah Sultan Hasanuddin menjadi raja pertama di kerajaan demak hingga tahun 1570 M. Di bawah pimpinan Sultan Hasanuddin kerajaan Banten berhasil menaklukkan daerah dikawasan Lampung yang pada waktu itu memiliki banyak rempah-rempah.

Sultan Hasanuddin pun juga berhasil membuat Bandar banter dikunjungi oleh para saudagar misalnya dari Gujarat, Persia, atau Venesia. Sehingga perekonomia banten menjadi sangat stabil dan syiar Islam pun berjalan lancar.

    Periode selanjutnya, kerajaan Demak dipimpin oleh raja Maulana Yusuf (1570 M – 1580 M). pada masa kepemimpinannya, raja Yusuf berhasil menaklukkan kerajaan padjajaran. Sepeninggalnya raja Yusuf Maulana, kerajaan dilanjutkan oleh Maulana Muhammad sebagai raja berikutnya. Adapun raja keempat yang memimpin kerajaan demak adalah Pangeran Ratu atau dengan sebutan Abdul Mufakir.

Sultan Agung Tirtayasa¸merupakan raja kelima yang memimpin kerajaan Demak. Pada masa kepemimpinannya, Banten berhasil menjalin hubungan dengan negara lain seperti Turki dan Mughol. Hubungan inilah yang membuat Banten menjadi kerajaan yang maju.

    Raja terakhir dari kerajaan banten adalah Sultan Abdul Nasir. Raja terakhir ini melanjutkan prinsip yang dilakukan oleh raja sebelumnya yakni tidak sudi menjalin hubungan dengan Belanda. Namun kekuasaan belanda semakin hari semakin kuat membuat kerajaan banten runtuh pada tahun 1813 M.

Kerajaan manapun pasti akan meninggalkan beberapa peninggalan sebagai bukti keberadannya, adapun Peninggalan Kerajaan Banten adalah sebagai berikut :

Peninggalan Kerajaan Banten

  • Masjid Agung Banten
Sejarah Singkat dan Peninggalan Kerajaan Banten
Masjid Agung Banten

Masjid Agung Banten adalah satu satu dari beberapa Peninggalan Kerajaan Banten yang dibangun pada masa pemerintahan Sultan Hasanuddin. Masjid ini juga dinobatkan sebagai salah satu dari 10 masjid tertua yang ada di Indonesia. Selain itu masjid ini juga memiliki keunikan tersendiri yakni terdapat menara yang berbentuk mercusuar dan atap yang mirip dengan pagoda khas Cina.

  • Istana Keraton Kaibon
Sejarah Singkat dan Peninggalan Kerajaan Banten
Istana keraton Kaibon Banten

Peninggalan lain yang menjadi bukti keberadaan kerajaan Banten adalah Bangunan Istana Kraton Kaibon. Bangunan istana ini dulunya dijadikan sebagai tempat tinggal Bunda Ratu Aisyah, namun hari ini bangunan ini sudah hancur dan tinggal sisi-sisa (artefaknya). Hancurnya bangunan ini disebabkan oleh adanya bentrok antara kerajaan demak dengan Belanda pada tahun 1832.

  • Istana Keraton Surosowan
Sejarah Singkat dan Peninggalan Kerajaan Banten
Istana keraton Surosowan Banten

Peninggalan lain dari kerajaan banten yang berbentuk istana adalah Istana Keraton surosowan. Bangunan ini pada masanya digunakan sebagai tinggal sultan banten sekaligus menjadi pusat pemerintahan kerajaan Banten.

  • Benteng Speelwijk
Sejarah Singkat dan Peninggalan Kerajaan Banten
Benteng Speelwijk Banten

Peninggalan Kerajaan Banten yang ke 3  adalah benteng Spelwijk, bangunan ini digunakan sebagai poros pertahanan meritim dimasa itu. keberadaaan benteng spelwijk juga berfungsi sebagai sarana untuk mengawasi aktifitas pelayaran di sekitaran selat Sunda dan sekitarnya.

  • Danau Tasikardi
Sejarah Singkat dan Peninggalan Kerajaan Banten
Danau Tasikardi

Danau tasikardi merupakan danau buatan manusia pada masa pemerintahan Sultan Yusuf pada tahun (1570 M – 1580 M). pada waktu itu danau tersebut difungsikan sebagai sumber Air untuk anggota keluarga kerajaan yang tinggal di istana Kraton Kaibon. Danau tersebut juga berfungsi sebagai saluran irigasi persawahan di daerah Banten.

  • Vihara Avalokitesvara
Sejarah Singkat dan Peninggalan Kerajaan Banten
Vihara Avalokitesvara

Kehidupan sosial kemasyarakatan pada masa kerajaan banten mempunyai nilai toleransi yang tingga. Interaksi antara pemimpin dan rakyat biasa dalam hal agama pada waktu sangat tinggi. Sehingga membuat pihak pemerintahan kerajaan Banten membangun sebuah tempat ibadah yang bernama Vihara Avalokitesvera sebagai tempat ibadah rakyat yang beragama Budha.

  • Mariam Ki Amuk
Sejarah Singkat dan Peninggalan Kerajaan Banten
Mariam Ki Amuk Banten

Terakhir, Mariam Ki Amuk adalah Peninggalan Kerajaan Banten, yang merupakan hasil rampasan dari pemerintahan belanda. Meriam Ini dipercaya memiliki ledakan yang sangat kuat serta memiliki dampak kerusakan yang besar.

    Dari beberapa peninggalan di atas tersebut cukuplah menjadi bukti akan keberadaan kerajaan Banten. Kerajaan Banten ini juga pernah melakukan perlawanan terhadap pemerintahan penjajahan Belanda yang hal inilah tidak boleh dilupakan dari perjalanan bangsa Indonesia itu sendiri.


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *